Garuda Indonesia Belum Buka Penerbangan ke Timur Tengah dan Cina

A330-900neo

Maskapai Garuda Indonesia masih belum membuka penerbangan rute internasional di kawasan MEA (Middle East) dan Cina hingga Senin (15/6/2020).

Sementara di kawasan lain seperti SWP (South West Pacific/ Australia), JPK (Jepang Korea), EUR (Eropa) dan ASA (Asia) masih berlaku skema pengurangan frekuensi sebesar 60 hingga 80 persen dari total frekuensi normal.

“Pengurangan frekuensi ini bersifat fluktuatif tiap harinya, di mana disesuaikan dengan demand dan perkembangan kondisi di negara ataupun daerah tersebut,” terang manajemen Garuda Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin.

Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, maskapai pelat merah tersebut mengalami penurunan dari sisi produksi. Hal ini seiring dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah provinsi/daerah serta negara lainnya.

Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangan Garuda Indonesia di kondisi penuh tantangan seperti ini, terdapat sejumlah rencana strategis yang telah disiapkan, baik dari sisi keuangan dan operasional.

Rencana yang akan dilakukan manajemen Garuda Indonesia dari aspek keuangan, di antaranya akan melakukan negosiasi dengan lessor untuk penundaan pembayaran sewa pesawat (lease holiday). Kemudian, memperpanjang masa sewa pesawat untuk mengurangi biaya sewa per bulan.

Lalu, dari segi operasional manajemen akan melakukan optimalisasi frekuensi dan kapasitas penerbangan, baik rute domestik maupun internasional.

Selanjutnya, mengoptimalkan layanan kargo dan aktif mendukung upaya-upaya pemerintah, khususnya yang terkait dengan penanganan COVID 19 seperti pengangkutan bantuan kemanusiaan, APD, obat-obatan, alat kesehatan.

Baca juga:

Begini Cara AP 2 Pertahankan Bisnis di Tengah Covid-19

Penumpang Pesawat Mulai Bergairah, Benarkah?

Rapid Test Bisa Dilakukan di 4 Kantor Cabang Sriwijaya Air