Pelaksanaan Haji Dibatalkan, Garuda Kehilangan 10% Pendapatan

Pembatalan pengiriman calon jamaah haji Indonesia ke Arab Saudi yang sudah diputuskan Kementerian Agama dipandang sebagai pukulan besar bagi bisnis Garuda Indonesia. Menurut Anggota Komisi VI DPR RI, Achmad Baidowi, sektor penerbangan haji menyumbang 10 persen pendapatan bagi maskapai pelat merah ini.

“Pembatalan pemberangkatan haji berdampak pada maskapai Garuda Indonesia. Berdasarkan informasi, sektor penerbangan haji menyumbang 10 persen pendapatan Garuda. Maka ini akan semakin menyulitkan bisnis usaha BUMN tersebut,” kata Baidowi dalam pernyataan pers, Rabu (3/6/2020).

Kata dia, selama ini Garuda ditunjuk pemerintah untuk melayani penerbangan Indonesia – Arab Saudi untuk kegiatan haji.

Dari layanan ibadah haji ini, menurut Baidowi, Garuda mengantongi pendapatan cukup besar dan ini sangat diperlukan untuk memberikan keuntungan Garuda di tengah bisnis penerbangan yang terdampak Covid-19. Apalagi sebelumnya Garuda juga mengalami masalah keuangan.

Baca Juga:

Garuda Luncurkan Layanan Pengiriman Barang Berbasis Aplikasi Digital

Ombudsman RI: Naik Pesawat Kini Makin Repot dan Mahal

Komisi VI DPR RI meminta Garuda mencari formulasi dan skema bisnis baru untuk menyelamatkan bisnis perusahaan.

“Untuk itu, Garuda Indonesia harus mencari formulasi baru terkait skema bisnis agar perusahaan tidak terlalu terdampak. Salah satunya dengan mengoptimalkan penerbangan kargo agar pemasukan tetap ada,” kata Baidowi.

Baidowi menyebutkan, tanggung jawab penyelamatan Garuda bukan hanya dibebankan kepada pemerintah sebagai pemilik saham terbesar, namun juga pihak swasta yang juga memiliki saham Garuda.

“Pemerintah dan pemilik saham harus segera turun tangan untuk mengatasi persoalan ini. Maka, pihak swasta tersebut juga harus bertanggungjawab dalam penyelamatan Garuda Indonesia,” tutup Baidowi.